NOT KNOWN FACTUAL STATEMENTS ABOUT INTELIJEN INDONESIA

Not known Factual Statements About intelijen indonesia

Not known Factual Statements About intelijen indonesia

Blog Article

Intelijen bekerja dengan fungsi yang efektif dari lembaga intelijen yang berwujud kemampuan lembaga intelijen mencegah terjadinya kondisi-kondisi yang menghalangi tercapainya kepentingan nasional Indonesia, atau disebut juga dengan pendadakan strategis, melalui penyiagaan dini (

Dibutuhkan strategi yang matang dalam mengelola lembaga intelijen agar dapat terus efektif dalam menjalankan tugasnya tanpa meninggalkan prinsip-prinsip demokrasi dan akuntabilitas.

This information will briefly retrace the record of Indonesia’s strategic intelligence dynamics since its inception and provide an Evaluation of the present position of political democratization in general and intelligence reform particularly soon after 1998.

Oleh sebab itu jika karakter intelijen yang independen dirusak oleh kepentingan politik, maka Indonesia kehilangan imunitas terhadap kerawanan dan ancaman yang semakin kompleks.

yang memberikan keuntungan yang menentukan bagi mereka yang menguasainya. Bahkan media massa mampu untuk mempengaruhi dengan signifikan proses peradilan yang sedang berlangsung, sehingga berakibat kekuasaan kehakiman menjadi tidak independen. Media massa sangat efektif sebagai alat pembenaran.

Permasalahan intelijen di negara Pancasila sekarang adalah ketidakmengertian kelompok kecil masyarakat sipil bahwa perlindungan terhadap individu oleh intelijen seharusnya mereka artikan sebagai perlindungan terhadap individu oleh intelijen seharusnya mereka artikan sebagai perlindungan terhadap segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.

Pengalaman Amerika Serikat, bagaimana intelijen mengemban kepentingan politik negara, terlihat ketika intelijen berperan untuk menumbangkan paslon partai demokrat Gary Warren Hart yang digadang-gadang calon kuat presiden AS pada pilpres 1988, mengingat masih ada kepentingan critical AS yang harus diemban oleh incumben Goerge Bush sebagai pesaing dari partai republic.

Belum ada mekanisme yang jelas bagaimana mengevaluasi lembaga telik sandi tersebut agar tidak dijadikan kepentingan politik dan kelompok tertentu.

On 17 November 1952, Normal Nasution was suspended as Military chief of employees adhering to Military indiscipline around command and assistance that threatens the government. With the 1950s, the army articulated the doctrines of dwifungsi and hankamrata, the military services roles within the nation's socio-political progress and security; along with a requirement which the sources on the persons be at the decision of the armed forces mendapatkan informasi lebih lanjut and law enforcement In the event the State warrants it.

Alih-alih menjalankan fungsi deteksi dan cegah dini, intelijen negara asik memainkan peran sebagai eksekutor dan menjadi algojo bagi kepentingan partai politik tertentu. Bahkan intelijen negara mengalami kegamangan, pada pesta demokrasi yang baru lalu, akibat tarik menarik kekuatan politik papan atas.

Soeharto’s method within the 1970s was to build ‘contestation’ involving institutions to ensure that they may hardly ever ‘unite’ versus Suharto, who wound up putting all intelligence agencies underneath his immediate Handle. While Soeharto specified BAKIN like a strategic intelligence company, he didn't instantly disband KOPKAMTIB and Opsus. Soeharto also ‘strengthened’ the determine of your “Intelligence Assistant” beneath the Ministry of Protection and Safety who was expected to immediate concurrently the ABRI’s (Commander on the Armed Forces with the Republic of Indonesia) managed territorial military intelligence units, KOPKAMTIB, and BAKIN, which regularly ran overlapping operations and in some cases competed With all the purpose of securing Soeharto’s interests.

Intelijen tidak dapat menunggu suatu perbuatan digolongkan sebagai kejahatan setelah menimbulkan akibat. Intelijen justru harus memberikan peringatan bahwa akan terjadinya sesuatu, yang mengakibatkan kerugian bagi negara.

era. With out a democratic program of checks and balances as well as the formation of the oligarchic governing administration supported by armed service forces and businessmen, cronies with the rulers, President Soeharto utilised intelligence to advertise not just the interests of state security but also his own and his family’s political and financial passions.

Reformasi Intelijen Indonesia (RII) telah terus menjadi agenda penting dalam menghadapi berbagai ancaman keamanan baik dari dalam maupun luar negeri.

Report this page